Fitokimia_Capsaicin

 https://youtu.be/doEXKw3OktM


Komentar

  1. Pada video disebutkan bahwa capsaicin senyawa metabolit sekunder yang dapat melawan peradangan neurogenik. Bagaimana senyawa aktif pada capsaicin tersebut dapat melawan peradangan neurogenik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena capsaicin merupakan senyawa utama yang berfungsi sebagai metabolit sekunder sehingga dapat memberikan rasa pedas dari cabai rawit dan dapat mengurangi peradangan neurogenik karena adanya rasa pedas tersebut

      Hapus
  2. Pada video penyaji mengatakan bahwa capsaicin disebut golongan alkaloid kuat yang bermanfaat dalam pengobatan rheumatoid arthritis dan neuralgia postherpetic neuropati diabetik dan antikanker dan lain-lain.
    Dari jurnal yang telah saya baca bahwa selain memiliki manfaat pada bidang kesehatan ia juga memiliki dampak negatif atau efek sampingnya tersendiri, apa saja efek samping tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Capsaicin merupakan senyawa kimia yang
      menyebabkan terjadinya proses pembakaran tubuh sehingga akan
      menghasilkan efek panas terutama di tempat aplikasi penggunaan capsaicin akan merasakan (terbakar, menyengat, eritema), dan biasanya menipis dengan waktu dan aplikasi berulang yang dilakukan berulang.

      Hapus
  3. Pada video disebutkan bahwa capsaicin dapat melawan peradangan neurogenik. Namun berdasarkan referensi yang saya dapatkan bahwa capsaicin juga memiliki sifat antimikroba. Bagaimana sifat antimikroba capsaicin dapat berperan dalam penghambat alami mikroorganisme?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agen antimikroba adalah salah satu jenis agen klinis utama, terutama dalam maraknya resistensi antibiotik yang meningkat diseluruh dunia. Tren resistensi antibiotik yang semakin meningkat semakin sulit diatasi dengan munculnya jenis bakteri patogen dan resisten antibiotik seperti MRSA (Methicillin Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin). Senyawa capsaicin yang dimiliki oleh cabai rawit memiliki kemampuan untuk meregulasi sel makrofag untuk menghasilkan sitokin yang menstimulus inflamasi (proinflamasi) yaitu TNF α dan IL-1, peran dari TNF α dan IL-1 dalam hal ini untuk mengaktivasi neutrophil yang berfungsi untuk membersihkan debris dan bakteri dari area luka dengan mengeluarkan substansi antimikroba aktif seperti ROS (reactive oxygen species), eicosanaoid, dan proteinase. Capsaicin bekerja dengan cara menghambat sintesis membran sel pada bakteri, sehingga dengan terhambatnya sintesis membran sel, maka sel pada bakteri menjadi sangat permeabel yang mengakibatkan isi sitoplasma dari sel bakteri mudah keluar. Dengan kondisi
      seperti ini menjadikan sel bakteri tidak dapat bertahan lama sehingga akhirnya lama-kelamaan
      akan mati. Capsaicin juga memiliki sifat antimikroba, yang menunjukkan
      penggunaannya sebagai penghambat alami mikroorganisme patogen dalam makanan. Sifat
      antioksidan dan antimikroba dari banyak ekstrak cabai sangat menarik sebagai aditif
      alami baik di dunia akademis dan industri makanan karena ada kecenderungan tren untuk menggantikan antioksidan sintetis dengan yang alami.

      Hapus

Posting Komentar